Selasa, 15 Juni 2010

Ranu Pane

Dari bromo-3, kami melanjutkan ke tujuan utama yaitu Ranu Pane via sisi selatan Bromo. Memandang Bromo dari sisi ini memang bukan main. Jalanan yang pas satu mobil Hartop sewaan, tanjakan dan kelak-kelok butuh keterampilan tinggi, memuaskan jiwa setiap advonturir. Masuk desa Ranu Pane, tanaman tertata rapi di lereng-lereng perbukitan. Lalu danau (ranu) Pane, yang tampak sederhana, ketika di jepret menghasilkan foto diluar dugaan...



Dari danau ini, bila kita mengikuti jalan sempit yang sudah di konblok, masuk hutan beberapa saat, akan sampai di sebuah danau lagi, Ranu Regulo. Hening sekali disini...

Senin, 14 Juni 2010

BROMO 3

Bulan juni 2010 ini cuaca memang unpredictable. Harusnya sudah masuk kemarau, tapi hujan masih banyak. Tapi cita-cita ke Ranu Pane lewat Bromo, kesampaian juga. Nginap di home stay desa Wonokitri, sejak datang sudah berselimut kabut. Namun musim sepak bola juga ada di sini. Bermain bola di tengah kabut, seru juga.


Pananjakan tetap penuh pengunjung.


Turun di kaldera, warna hijau masih lumayan. Baru kutahu kalo padang pasir ini bisa juga ditumbuhi rerumputan. Kabut tipis menguap disepanjang kaki perbukitan. Dan sisi selatan Bromo, tetap excelent.


BROMO 2

Pergi ke Bromo pada bulan Desember 2009 lalu, ternyata memang berbeda dengan waktu ke sana Juli pertengahan tahun yang sama. Di akhir tahun Bromo sudah hijau, puncak Pananjakan ga begitu dingin, gerimis rintik-rintik, maka sunrise nya juga terpengaruh.




Pasir berbisik, tak begitu berdebu, karena masih menyimpan bekas guyuran hujan. Dan savana, begitu memesona. Anak kecil suku Tengger mencari bunga, bukit hijau kayak teletabis, adikku berkomentar : Lho, disini ada Edensor....wah.